May 14, 2007

|+ Tatkala Pilihan Itu Tiba

Memilih

Oleh : Fahmi Amhar Manusia hidup selalu dihadapkan pada
berbagai pilihan. Ketika muda kita diharuskan memilih
sekolah, setelah selesai kita wajib memilih pekerjaan,
lalu memilih tempat tinggal, memilih pasangan hidup,
bahkan juga memilih partai politik untuk menyalurkan
aspirasi kita.
Kadang kita bingung, apa pegangan atau parameter kita
dalam memilih ini.

Rasulullah mengajarkan doa yang bisa ditarik hikmah yang
dalam. Doa itu sering dibaca orang seusai sholat.
Bunyinya, "Allahumma inni as'aluka salamatan fid dien, wa
'afiyatan fi jasadi, wa ziyadatan fi 'ilmi, wabarakatan fi
rizqi, wa taubatan qablal maut . ". Doa ini bisa kita
jadikan tips memilih ala Rasulullah.

Yang pertama, Salamatan fid din, pilihan itu harus
menyelamatkan agama kita. Kita masih bisa mengkaji Islam,
masih bisa ibadah, masih bisa menutup aurat, masih bisa
menjauhi yang haram dan menjalankan yang wajib, termasuk
untuk berdakwah. Rugi kita memilih sekolah yang
keren, tapi nanti merusak aqidah kita. Demikian juga dalam
memilih tempat kerja, rumah atau jodoh.

Kedua, Afiyat fi jasadi, pilihan itu harus mampu menjaga
kesehatan kita; tidak mengikis tubuh kita sedikit demi
sedikit tanpa makna.Apa artinya penghasilan tinggi, tapi
badan hancur, sampai nggak bisa ibadah lagi, sehingga
kebahagiaan tidak berkelanjutan

Ketiga Ziyadatan fi ilmi, pilihan itu meningkatkan
pengetahuan dan pengalaman kita. Kita bergaul atau bekerja
tidak untuk makin bodoh.Jadi pilih lingkungan kerja atau
pergaulan yang meluaskan wawasan maupun ilmu kita, sebagai
bekal amal saleh kita. Karena tiada amal kecuali dengan
ilmunya.

Keempat, Barakatan fi rizqi, pilihan itu membawa berkah
dalam rizki kita. Rizki kita itu tidak cuma yang berujud
materi, tapi juga yang non materi, seperti udara yang
segar, suasana aman dan tenang, istri yang shalihah dst.
Apa artinya pilihan dengan penghasilan besar dan fasilitas
mewah, bila lalu jarang ketemu anak istri, sampai akhirnya
rumah tangga seperti neraka .

Kelima, Taubatan qabla maut, pilihan itu masih memberi
ruang kepada kita untuk memperbaiki diri, taubat, atau
bahkan bila perlu menarik diri (mundur) secara baik-baik,
bila ternyata ada sesuatu yang haram atau membahayakan di
dalamnya. Ada bidang 'profesi' yang praktis tidak memberi
peluang exit seperti ini, misalnya jadi dealer narkoba.

Nah semua ini, dilandasi dengan pengenalan syariat yang
shahih, serta niat yang ihlas, insya Allah akan menjadikan
kita meraih kebaikan dalam pilihan-pilihan kita. Karena
semua ukuran baik-buruk, berkah-tidak, tentu saja tidak
oleh ukuran manusia yang picik ini, tapi oleh
ukuran-ukuran yang ditetapkan Allah dalam hukum
syariatnya.

Allah berfirman: "Boleh jadi kamu membenci sesuatu,
padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu
menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah
mengetahu, sedang kamu tidak mengetahui." (Qs. 2:216).

No comments: